CARA MEMBUKA USAHA TOKO BATIK
Diposting oleh pulat on 17 September 2010
Agnes sengaja memilih
batik sebagai material utama produknya. Dia ingin batik dipakai dan dihargai
kaum muda.
"Remaja selalu melihat batik sebagai kain yang hanya pantas
dipakai orangtua, hanya untuk acara resmi, seperti acara undangan. Pandangan
itu yang ingin saya ubah," tutur Agnes.
Melalui produknya, ia berharap batik bisa menjadi bagian
keseharian kaum muda. Dia berharap kaum muda bisa mencintai batik.
Langkahnya dimulai dengan membuat jaket batik. Meski
bertentangan dengan selera pasar, jaket yang cara pemasarannya hanya dipamerkan
kepada kawan-kawan di kampus itu mendapat respons positif. Banyak temannya yang
kemudian memesan jaket dengan capuchon dan kedua sisinya bisa dipakai
bergantian itu.
Tes pasar ini dinilai Agnes cukup berhasil. Dia melihat ada
peluang untuk mengkampanyekan batik kepada kaum muda.
Otaknya kembali berputar saat melihat limbah kain batik
pembuatan jaket yang relatif banyak. Tak ingin limbah itu terbuang sia-sia,
Agnes menyulapnya menjadi sepatu dan sandal batik.
"Saya memilih sepatu dan sandal wanita karena
kebutuhan batiknya sedikit," katanya.
Posisinya di Bandung juga menguntungkan, karena Agnes dengan
mudah bisa mendapatkan penjahit yang sudah ahli. "Kualitas jahitannya
bagus," katanya.
Dengan modal batik, penjahit andal, dan ilmu di bangku kuliah,
Agnes mulai memproduksi sepatu dan sandal wanita batik. Ia menciptakan desain
sepatu dan sandal wanita sesuai model yang sedang in agar produknya digemari
anak muda.
Apabila saat itu sandal-sepatu Gladiator sedang musim, Kulkith
tak ketinggalan. Jika sedang musim sandal dan sepatu flat, Agnes juga membuat
model serupa, termasuk sepatu boot ala Dr Marten.
Inilah tantangan terbesar Agnes. Kreativitasnya diuji. Bagaimana
dia bisa menciptakan desain unik dengan corak batik yang sesuai sehingga pas
dengan selera anak muda. Dia kerap memadukan corak batik dengan kulit sintetis.
Untuk bahan, Agnes relatif tak kesulitan mendapatkannya. Di
sejumlah pasar kain di Bandung, ia bisa mendapatkan kain batik
yang dibutuhkan.
"Di Bandung, kain batik relatif lengkap, ada
Pekalongan, Cirebon, Solo,Yogyakarta. Malah, sampai kain tenun ikat pun
ada," katanya.
Namun, setiap kali dia berkesempatan pergi ke luar kota,
Agnes bakal menyempatkan diri berburu kain batik setempat.
Dukungan Teknologi
Kesuksesan Kulkith dengan Agnes sebagai motor utamanya
barangkali tidak akan tercapai bila tak ada situs jejaring sosial Facebook
(FB). Saat semua orang berlomba-lomba memanfaatkan FB untuk bersosialisasi di
dunia maya, dia tak mau ketinggalan. Dia menjadikan FB sebagai media pemasaran
online.
Sukses dengan toko online-nya, Agnes lalu merintis offline store
di Bandung serta merekrut saudara dan teman-teman untuk membesarkan usahanya.
Anda tertarik mencoba peluang ini
sumber :
http://female.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar